karya : IQBAL MADHANI
( Inpired by Nabilah Ratna Ayu Azalia )
“Inikah
Jakarta” Kata Pertama yang kuucap saat menginjakan kaki di kota Jakarta. Kota
yang penuh dengan orang perantauan. Aku juga adalah seorang perantau, tapi
tujuanku ke Jakarta untuk menuntut ilmu. Saat tiba aku langsung menelpon orang
tua di Gresik “Buk Dhani udah sampai di Jakarta, alhamdulillah sampai dengan
selamat” Ibukku menjawab “Alhamdulillah nak, jaga diri baik-baik ya, ingat
pesan ibu, jujurlah pada diri sendiri dan jangan segan untuk membantu orang”
kata-kata ini yang membuatku tak menyerah tinggal di kota orang.
Perkenalkan
namaku Dhani, aku datang dari sebuah kota yaitu kota Gresik. Aku datang ke
Jakarta dengan tujuan menuntut ilmu. Walau belum tau kehidupan di Jakarta.
Waktu menunjukan pukul lima sore saat aku tiba di Jakarta.
“Sudah
Sore nih, gimana cari tempat tinggal ?” keluhku dalam hati. Dengan hati yang
sedih aku menyusuri kota Jakarta dengan harapan mendapat tempat tinggal, sudah
2 jam aku berkeliling Jakarta tapi hasilnya Nihil. Saat sedang termenung aku
melihat seseorang wanita disenggol oleh mobil dengan sigap aku menghampiri dan
menolong. Aku membantunya bangun
“kamu
gakpapa, ada yang yang sakit ?“ tanyaku pada perempuan itu
“Ehh..
Gakpapa kok. Makasih ya udah nolongin aku,Coba gak ada kamu nggak bisa berdiri
aku” dia menjawab dengan di tambah senyuman yang menghiasi wajah itu. “Ya allah
senyum wanita ini meluluhkan hatiku” Kataku dalam hati.
…
“Ngomong-ngomong
nama kamu siapa ?” Tanya wanita itu tiba-tiba padaku.
“Namaku
Dhani, Kamu nya ?” Kutanya kembali padanya
“Namaku
Nabilah, salam kenal ya” Jawabnya dengan cepat.
“Eh
iya, Sa.. Salam kenal juga” Jawabku dengan gagap. “Kok bisa gini aku, biasanya
gak pernah grogi dekat wanita” aku berkata dalam hati sambil sambil melamun.
“Dhani
kamu tinggal dimana ?” Pertanyaan Nabilah membuyarkan Lamunanku.
“Aku
belum punya tempat tinggal Nab. Dari tadi aku nyari tempat tinggal tapi belum
ketemu” ucapku dengan wajah lesu.
“Hmm..
di daerah komplek rumahku ada sih yang
nyewa tempat tinggal, coba deh kita kesana” Balas Nabilah dengan senyumnya yang
selalu menempel di wajah itu.
“Ehh..
Seriusan Nab, ayo deh kita kesana”
…
Sampai
di tempat aku disambut dengan ibuk kos.
“Bu
ini ada kawan Nabilah mau tinggal disini, namanya Dhani” Ucap Nabilah pada ibu
itu. Aku menjulurkan tangan tanda perkenalan “Ilham” Ucapku. “Aminah, Panggil
aja bu minah” dari perkenalan itu aku merasa bu minah orang yang baik.
“Udah
dulu ya Dhan, aku mau balik. Bye Dhani” Ucap Nabilah di tambah senyumannya, aku
pun membalas senyum dan berkata “Bye juga Bil”. Dan aku resmi tinggal disini.
Pagi
yang cerah aku memulai mempersiapkan kebutuhan yang akan kubawa untuk tes masuk
SMA. Setelah semua siap aku pun langsung berangkat dan pamit kepada Bu Minah. Sesampainya
di sekolah itu aku langsung mengikuti tes yang pertama dilanjut tes yang kedua.
Tinggal satu tes lag, tapi aku bingung ruangannya dimana. Tiba-tiba ada yg
menepuk pundakku dan berkata “Lagi bingung Dhan ?” Merasa kenal dengan suara
itu aku langsung menoleh, ternyata benar Nabilah lah itu.
“ehh
Nabilah, Masuk sini juga ?” Serasa tak percaya.
“iya
hehehe” Ucapnya.
“Iya
nih aku sedang bingung, Ruangan 3 dimana ya bil ?” sambungku.
“Ruangan
3 ya, itu di depan perpus” Ucapnya sambil menunjuk ruangan yang ku Tanya.
Pengumuman
pun keluar dan hasil yang sangat memuaskan akulah lulusan terbaik “AMIN”
…
3
bulan sudah aku bersekolah disini, serasa menyenangkan dan aku juga satu kelas dengan Nabilah,
wanita yang diam-diam aku cintai. Saat jam pulang sekolah aku pun bersama
teman-teman, tiba-tiba di pintu gerbang aku melihat seorang cewek yang kucintai
sedang dibully sama kakak kelas sontak aku tak terima, aku mencoba melawan
kakak kelas itu demi membantu Nabilah. Aku yang masih kelas satu dan kalah
jumlah langsung dikeroyok, akhirnya aku kalah dan pingsan tak sadarkan diri.
Terbangun
dari pingsan dan dengan badan yang masih sakit aku mencoba untuk bangun.
“Rumah
siapa ini, Gede Banget !” Ucapku dalam hati. Tiba-tiba datang seorang wanita
paruh baya yang sangat akrab denganku, siapa lain kalu bukan mamanya Nabilah.
“Dhani
sudah sadar, makasih ya udah nolongin Nabilah !” Ucapnya padaku seraya duduk
disampingku.
“ahh
gak apa kok te, nabilahnya mana te ? dia tidak apa-apa kan ? Ucapku sangat
khawatir.
“Nabilahnya
gak apa-apa, kan kamu yang nolongin dia. Nah itu dia Nabilahnya baru keluar
dari kamarnya” Ucap tante sambil melihat Nabilah keluar dari kamarnya
menghampiri kami.
“kamu
gak apa kan Bil ? ada yang luka ?” Ucapku pada Nabilah .
“Hehehe
gak apa kok Dhan, kan ada kamu” Jawabnya dengan senyum yang membuatku tak
merasakan rasa sakit sesaat.
…
Saat
kejadian itu aku makin dekat dengan Nabilah, kami mulai selalu bersama, baik
itu pergi sekolah, pulang sekolah, bahkan liburan keluarganya aku juga diajak.
Tetapi walaupun kami sudah sangat dekat ada satu hal yang tak pernah kukatakan padanya yaitu, aku
pengidap penyakit jantung yang dapat mencabut nyawaku setiap waktu. Karena hal
inilah yang membuatku sampai sekarang belum mampu mengungkapkan isi hatiku
padanya. Seiring berjalannya waktu aku memberanikan menyatakan cintaku padanya.
Sore
yang cerah, aku ingin mengajak nabilah ke Pantai, dan sore ini juga aku akan
menyatakan cintaku pada Nabilah. Kenapa Pantai ? karna Nabilah sangat suka
pantai.
“Nabilah,
ayo berangkat ntar keburu magrib !” teriakku dari luar rumahnya. Nabilah pun
keluar diikuti oleh mamanya
“Sore
tante” Ucapku pada mamanya Nabilah.
“Sore
juga Dhani, jagain Nabilah naik-baik ya !” Balasnya padaku.
“Siap
tante, tenang aja hehehe” Jawabku mantap.
“Ma
Nabilah pergi dulu ya” Ucap Nabilah pada mamanya.
“Hati-hati
ya nak” Balas mama Nabilah.
…
“Kita
mau kemana sih ?” Tanya Nabilah ditengah perjalanan.
“Kita
akan ke Pantai Anyer Bil” Jawabku Padanya.
“Ehh
Seriusan nih Dhan ?” Jawab Nabilah dengan ekspresi tak percaya.
“Nabilah
Gak percaya sama aku ? kapan aku pernah bohong sama kamu cantik” Jawabku asal.
“Hahaha”
“Wah
malah ketawa, hahaha” aku juga ikutan terbawa suasana.
…
Sesampainya
di tempat Nabilah langsung berlari mendekat pesisir pantai, aku hanya tersenyum
melihat tingkah dan membuatku semakin mencintainya. Aku coba mengejarnya, tapi
tiba-tiba hal yang tidak diinginkan terjadi jantungku berdetak sangat kencang
dan terasa sakit. Seketika aku langsung jatuh, Nabilah melihatku langsung panic
dan menghampiriku.
“Dhani
kamu kenapa ?” Ucapnya saat itu. Aku mencoba bangun dan berpura-pura
mengerjainya disela-sela kesakitan yang kurasa.
“Baaaaa..
ketauhan nih, perhatian benget sih Bil. Hahaha” Ucapku mengagetkannya.
“Ihh
Dhani jahat, aku tuh kan…” ucap Nabilah sambil menarik hidungku tapi Nabilah
tak menyambung kalimatnya.
“Hayoo
kamu kenapa ?” ucapku sekenanya. Sonta wajah Nabilah menjadi merah, pertanda
dia sedang malu.
…
Sunset
pun tiba, inilah yang kutunggu. Aku duduk bersama Nabilah di pesisir Pantai,
dan moment ini tak akan kulewatkan. Aku menggemgam tangan Nabilah.
“Nabilah,jujur
saat pertama metihat kamu, aku langsung jatuh cinta” Ucapku pada Nabilah.
Nabilah tampak terkejut.
“Aku
juga punya persaannya yang sama dengan kamu” Jawabnya malu.
“Kamu
mau jadi pacar aku ?” Ucapku sambil menatap wajahnya.
“Ak..
Aku Mau” Jawabnya dan saat itu juga aku memeluknya disinari cahaya Sunset yang
mulai meredup ditambah romantisnya suasana ini. Aku resmi menjadi pacarnya
Nabilah.
Pagi
ini cuaca mendung, seperti akan ada hal yang terjadi. Tiap hari aku menahan
rasa sakit karena jantung ini. Terutama didepan Nabilah, Nabilah mulai
mencurigaiku. Dia meminta obat-obat yang selalu kuminum, untung saja aku punya
vitamin yang sama bentuknya dengan obat itu. Aku memberikannya, untung Nabilah
percaya. Aku merasa bersalah membohonginya selama ini. Suatu hari,, kami
bertengkar dia terus memarahiku. Aku tak sanggup marah padanya karna aku
terlalu mencintainya
“kamu
kenapa sih tiap hari minum vitamin, emang apa gunanya ?” Vitamin yang dimaksud
adalah obat-obatanku. Aku hanya menjawab
“suatu
saat nanti kamu pasti tau” Ucapku dan Nabilah meniggalkanku sendirian. Aku
hanya tersenyum dengan semua ini.
Sejak
itu Nabilah mulai berubah menjadi kasar, sensi ,dan egois. Aku yang punya
penyakit tambah parah dibuat jantung ini. Ketika aku sedang berbelanja
kebutuhanku, Aku melihat Nabilah sedang
jalan bersama seorang laki-laki yang sangat ku kenal. Dia adalah teman
sekelasku sendiri, Rickhi namanya. Aku coba mengejar mereka, tapi tuhan
bertindak lain, disaat itu juga jantungku berdetak sangat hebat berbeda dari
biasanya. Aku jatuh tak sadarkan diri semua yang disitu datang menghampiri dan
membawaku kerumah sakit. Dan orang yang mendampingiku di rumah sakit adalah
mamanya Nabilah. Nabilah mencariku kemana-mana, aku sengaja bilang kepada
mamanya agar merahasiakan dimana aku sekarang.
“Tante
nanti kalau aku udah gak ada lagi, tolong kasihkan surat ini ke Nabilah ya, dan
kabari keluarga aku di Gresik.” Ucapku pada tante.
“Sabar
ya nak, Maafin kelakuan Nabilah ya” Ucap mamanya Nabilah Sambil Menangis.
“Gak
kok te, asalkan Nabilah bahagia, aku rela menahan rasa sakit demi dia”
…
Hari
ini aku meminta kepada tante dipertemukan dengan Nabilah untuk terakhir
kalinya. Tante menyanggupinya. Aku meminta dibawa kepantai dimana aku pernah
menyatakan cinta pada Nabilah.
“Dhani
tunggu disini ya, tante manggil Nabilah dulu.” Dan aku ditinggal sendirian
menunggu di Pantai itu. Aku mencoba mengingat masa-masa indah ku bersama
Nabilah, angin yang bertiup, suara ombak yang bernyanyi, dan sunset yang begitu
indah. Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang, aku tau itu Nabilah.
“Sayang
kamu kemana aja selama ini ?” ucap Nabilah padaku.
“Aku
gak kemana-mana kok, aku tetap berada dihatimu” ucapku dengan nada gemetar
“Ohh
iya, aku waktu itu lihat kamu jalan sama Rickhi loh !” Sambungku lagi
“Maafin
aku ya Sayang, aku menyesal” Jawab Nabilah sambil mengeluarkan air mata. Aku
membalikan badanku kutatap matanya
“Udah
jangan nangis gitu ahh, jelek tau. Lagian gak apa kok, nanti juga Rickhi yang
akan jagain kamu !” Ucapku sambil mengeluarkan air mata.
“Maksud
kamu apa Sayang ?” Jawab Nabilah heran.
…Waktu
itu pernah aku meminta kepada tante untuk memanggil Rickhi.
“Rick,
jagain Nabilah buat aku ya, aku gak akan lama lagi disini” Ucapku pada Rickhi.
“Tenang
Dhan, Aku akan jagain dia buat kamu. Aku JANJI !”…
“Gak
ada maksud apa-apa kok, suatu saat nanti kamu pasti tahu” Ucapku pada Nabilah.
Nabilah mulai menangis. Aku mengusap air matanya, dan ini saatnya aku
mengucapkan kata cinta untuk terakhir kalinya.
“Nabilah
jangan cengeng, Nabilah kuat, Dhani tau itu. Dhani mencintai Nabilah lebih dari
yang Nabilah tau. Jangan sesali apa yang telah terjadi. Semua akan indah pada
waktun ya, peluk aku untuk terakhir kalinya, peluk aku” ucapku pada Nabilah.
Nabilah memelukku erat , aku tersenyum.
“Nabilah
I LOVE YOU” ucapan terakhirku.
Dhani
meninggal dalam pelukan Nabilah. Nabilah terasa tak percaya dengan kepergian
Dhani.
“Sayang
bangun, Jangan becanda ah, gak asik becandanya” ucap Nabilah dengan tangisan.
Tapi takdir memang tak dapat dirubah. Menangis darah pun tak berguna jika
takdir sudah terjadi.
…
Hari
ini hari pemakamannya Dhani, Seluruh keluarga Dhani ada disitu termasuk
keluarga Nabilah dan teman-temannya. Hujan pun turun mengambarkan kesedihan
diacara pemakaman itu. Mamanya Nabilah berkata
“Nabilah,
sebenarnya mama lah yang merawat Dhani ketika sedang sakit, dan Dhani
menitipkan surat ini.”
Sebelumnya aku minta maaf,
merahasiakan ini padamu. Aku tak sanggup kalau harus mengatakan yang
sebernarnya. Aku takut membuatmu sakit hati. Ohh iya sejak pertama kali kita
bertemu aku merasa aneh Bil, Mungkin ini ya yang namanya cinta hehehe. Ingat
gak waktu kita bertengkar, kamu itu seperti bukan kamu Bil, kamu memarahiku,
aku hanya tersenyum karna rasa cintaku padamu mengalahkan amarah yang ada
padaku. Kamu ingat waktu kamu jalan sama Rickhi terus ada orang yang di larikan
ke Rumah sakit, itu aku Bil. Agak aneh ya hehe.
Kamu jangan pernah nangis ya bil,
jangan cengeng kamu itu kuat. Aku bahagia bisa memilikimu. Aku akan selalu ada
dihatimu kan Bil ?, mulai saat kamu membaca surat ini aku udah gak bisa jagain
kamu lagi. Tapi tenang Bil, aku udah minta Rickhi kok buat jagain kamu.
Cintailah dia seperti kamu cinta ke aku Bil.
Take care of yourself honey. I never forget you, you are my last
love in this heart. You must to believe I always supervise you from here. I
will wachting you Happy. I LOVE YOU, I LOVE YOU. More, More, More. I LOVE YOU”…
Begitulah
isi surat yang diberikan Dhani kepada Nabilah. Seketika Nabilah langsung
Menangis setelah membaca surat itu. Dia akhirnya menyadari bahwa cinta Dhani
sangat dalam padanya.
10
tahun telah berlalu dan Nabilah telah Menikah dengan Rickhi. Mereka datang ke
tempat peristirahatan Dhani setelah menjalani proses pernikahan.
“Dhani
aku telah menikah dengan Rickhi, aku mencoba mencintainya seperti aku
mencintaimu. Kamu melihatku kan ? aku akan bahagia seperti yang kamu harapkan.”
Ucap Nabilah di pemakaman Dhani.
“Dhani
aku telah menepati janjiku untuk menjaga Nabilah, akan kupastikan dia bahagia.”
Ucap Rickhi. Semua berakhir dengan kebahagiaan dalam kesedihan.
THE END


