Rabu, 29 Januari 2014

I WILL WACTHING YOU HAPPY


karya : IQBAL MADHANI
 ( Inpired by Nabilah Ratna Ayu Azalia )
 
“Inikah Jakarta” Kata Pertama yang kuucap saat menginjakan kaki di kota Jakarta. Kota yang penuh dengan orang perantauan. Aku juga adalah seorang perantau, tapi tujuanku ke Jakarta untuk menuntut ilmu. Saat tiba aku langsung menelpon orang tua di Gresik “Buk Dhani udah sampai di Jakarta, alhamdulillah sampai dengan selamat” Ibukku menjawab “Alhamdulillah nak, jaga diri baik-baik ya, ingat pesan ibu, jujurlah pada diri sendiri dan jangan segan untuk membantu orang” kata-kata ini yang membuatku tak menyerah tinggal di kota orang.
Perkenalkan namaku Dhani, aku datang dari sebuah kota yaitu kota Gresik. Aku datang ke Jakarta dengan tujuan menuntut ilmu. Walau belum tau kehidupan di Jakarta. Waktu menunjukan pukul lima sore saat aku tiba di Jakarta.
“Sudah Sore nih, gimana cari tempat tinggal ?” keluhku dalam hati. Dengan hati yang sedih aku menyusuri kota Jakarta dengan harapan mendapat tempat tinggal, sudah 2 jam aku berkeliling Jakarta tapi hasilnya Nihil. Saat sedang termenung aku melihat seseorang wanita disenggol oleh mobil dengan sigap aku menghampiri dan menolong. Aku membantunya bangun
“kamu gakpapa, ada yang yang sakit ?“ tanyaku pada perempuan itu
“Ehh.. Gakpapa kok. Makasih ya udah nolongin aku,Coba gak ada kamu nggak bisa berdiri aku” dia menjawab dengan di tambah senyuman yang menghiasi wajah itu. “Ya allah senyum wanita ini meluluhkan hatiku” Kataku dalam hati.
“Ngomong-ngomong nama kamu siapa ?” Tanya wanita itu tiba-tiba padaku.
“Namaku Dhani, Kamu nya ?” Kutanya kembali padanya
“Namaku Nabilah, salam kenal ya” Jawabnya dengan cepat.
“Eh iya, Sa.. Salam kenal juga” Jawabku dengan gagap. “Kok bisa gini aku, biasanya gak pernah grogi dekat wanita” aku berkata dalam hati sambil sambil melamun.
“Dhani kamu tinggal dimana ?” Pertanyaan Nabilah membuyarkan Lamunanku.
“Aku belum punya tempat tinggal Nab. Dari tadi aku nyari tempat tinggal tapi belum ketemu” ucapku dengan wajah lesu.
“Hmm.. di daerah komplek rumahku  ada sih yang nyewa tempat tinggal, coba deh kita kesana” Balas Nabilah dengan senyumnya yang selalu menempel di wajah itu.
“Ehh.. Seriusan Nab, ayo deh kita kesana”
Sampai di tempat aku disambut dengan ibuk kos.
“Bu ini ada kawan Nabilah mau tinggal disini, namanya Dhani” Ucap Nabilah pada ibu itu. Aku menjulurkan tangan tanda perkenalan “Ilham” Ucapku. “Aminah, Panggil aja bu minah” dari perkenalan itu aku merasa bu minah orang yang baik.
“Udah dulu ya Dhan, aku mau balik. Bye Dhani” Ucap Nabilah di tambah senyumannya, aku pun membalas senyum dan berkata “Bye juga Bil”. Dan aku resmi tinggal disini.
Pagi yang cerah aku memulai mempersiapkan kebutuhan yang akan kubawa untuk tes masuk SMA. Setelah semua siap aku pun langsung berangkat dan pamit kepada Bu Minah. Sesampainya di sekolah itu aku langsung mengikuti tes yang pertama dilanjut tes yang kedua. Tinggal satu tes lag, tapi aku bingung ruangannya dimana. Tiba-tiba ada yg menepuk pundakku dan berkata “Lagi bingung Dhan ?” Merasa kenal dengan suara itu aku langsung menoleh, ternyata benar Nabilah lah itu.
“ehh Nabilah, Masuk sini juga ?” Serasa tak percaya.
“iya hehehe” Ucapnya.
“Iya nih aku sedang bingung, Ruangan 3 dimana ya bil ?” sambungku.
“Ruangan 3 ya, itu di depan perpus” Ucapnya sambil menunjuk ruangan yang ku Tanya.
Pengumuman pun keluar dan hasil yang sangat memuaskan akulah lulusan terbaik “AMIN”
3 bulan sudah aku bersekolah disini, serasa menyenangkan  dan aku juga satu kelas dengan Nabilah, wanita yang diam-diam aku cintai. Saat jam pulang sekolah aku pun bersama teman-teman, tiba-tiba di pintu gerbang aku melihat seorang cewek yang kucintai sedang dibully sama kakak kelas sontak aku tak terima, aku mencoba melawan kakak kelas itu demi membantu Nabilah. Aku yang masih kelas satu dan kalah jumlah langsung dikeroyok, akhirnya aku kalah dan pingsan tak sadarkan diri.
Terbangun dari pingsan dan dengan badan yang masih sakit aku mencoba untuk bangun.
“Rumah siapa ini, Gede Banget !” Ucapku dalam hati. Tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya yang sangat akrab denganku, siapa lain kalu bukan mamanya Nabilah.
“Dhani sudah sadar, makasih ya udah nolongin Nabilah !” Ucapnya padaku seraya duduk disampingku.


“ahh gak apa kok te, nabilahnya mana te ? dia tidak apa-apa kan ? Ucapku sangat khawatir.
“Nabilahnya gak apa-apa, kan kamu yang nolongin dia. Nah itu dia Nabilahnya baru keluar dari kamarnya” Ucap tante sambil melihat Nabilah keluar dari kamarnya menghampiri kami.
“kamu gak apa kan Bil ? ada yang luka ?” Ucapku pada Nabilah .
“Hehehe gak apa kok Dhan, kan ada kamu” Jawabnya dengan senyum yang membuatku tak merasakan rasa sakit sesaat.
Saat kejadian itu aku makin dekat dengan Nabilah, kami mulai selalu bersama, baik itu pergi sekolah, pulang sekolah, bahkan liburan keluarganya aku juga diajak. Tetapi walaupun kami sudah sangat dekat ada satu hal yang  tak pernah kukatakan padanya yaitu, aku pengidap penyakit jantung yang dapat mencabut nyawaku setiap waktu. Karena hal inilah yang membuatku sampai sekarang belum mampu mengungkapkan isi hatiku padanya. Seiring berjalannya waktu aku memberanikan menyatakan cintaku padanya.
Sore yang cerah, aku ingin mengajak nabilah ke Pantai, dan sore ini juga aku akan menyatakan cintaku pada Nabilah. Kenapa Pantai ? karna Nabilah sangat suka pantai.
“Nabilah, ayo berangkat ntar keburu magrib !” teriakku dari luar rumahnya. Nabilah pun keluar diikuti oleh mamanya
“Sore tante” Ucapku pada mamanya Nabilah.
“Sore juga Dhani, jagain Nabilah naik-baik ya !” Balasnya padaku.
“Siap tante, tenang aja hehehe” Jawabku mantap.
“Ma Nabilah pergi dulu ya” Ucap Nabilah pada mamanya.
“Hati-hati ya nak” Balas mama Nabilah.
“Kita mau kemana sih ?” Tanya Nabilah ditengah perjalanan.
“Kita akan ke Pantai Anyer Bil” Jawabku Padanya.
“Ehh Seriusan nih Dhan ?” Jawab Nabilah dengan ekspresi tak percaya.
“Nabilah Gak percaya sama aku ? kapan aku pernah bohong sama kamu cantik” Jawabku asal.
“Hahaha”
“Wah malah ketawa, hahaha” aku juga ikutan terbawa suasana.
Sesampainya di tempat Nabilah langsung berlari mendekat pesisir pantai, aku hanya tersenyum melihat tingkah dan membuatku semakin mencintainya. Aku coba mengejarnya, tapi tiba-tiba hal yang tidak diinginkan terjadi jantungku berdetak sangat kencang dan terasa sakit. Seketika aku langsung jatuh, Nabilah melihatku langsung panic dan menghampiriku.
“Dhani kamu kenapa ?” Ucapnya saat itu. Aku mencoba bangun dan berpura-pura mengerjainya disela-sela kesakitan yang kurasa.
“Baaaaa.. ketauhan nih, perhatian benget sih Bil. Hahaha” Ucapku mengagetkannya.
“Ihh Dhani jahat, aku tuh kan…” ucap Nabilah sambil menarik hidungku tapi Nabilah tak menyambung kalimatnya.
“Hayoo kamu kenapa ?” ucapku sekenanya. Sonta wajah Nabilah menjadi merah, pertanda dia sedang malu.
Sunset pun tiba, inilah yang kutunggu. Aku duduk bersama Nabilah di pesisir Pantai, dan moment ini tak akan kulewatkan. Aku menggemgam tangan Nabilah.
“Nabilah,jujur saat pertama metihat kamu, aku langsung jatuh cinta” Ucapku pada Nabilah. Nabilah tampak terkejut.
“Aku juga punya persaannya yang sama dengan kamu” Jawabnya malu.
“Kamu mau jadi pacar aku ?” Ucapku sambil menatap wajahnya.
“Ak.. Aku Mau” Jawabnya dan saat itu juga aku memeluknya disinari cahaya Sunset yang mulai meredup ditambah romantisnya suasana ini. Aku resmi menjadi pacarnya Nabilah.
Pagi ini cuaca mendung, seperti akan ada hal yang terjadi. Tiap hari aku menahan rasa sakit karena jantung ini. Terutama didepan Nabilah, Nabilah mulai mencurigaiku. Dia meminta obat-obat yang selalu kuminum, untung saja aku punya vitamin yang sama bentuknya dengan obat itu. Aku memberikannya, untung Nabilah percaya. Aku merasa bersalah membohonginya selama ini. Suatu hari,, kami bertengkar dia terus memarahiku. Aku tak sanggup marah padanya karna aku terlalu mencintainya
“kamu kenapa sih tiap hari minum vitamin, emang apa gunanya ?” Vitamin yang dimaksud adalah obat-obatanku. Aku hanya menjawab
“suatu saat nanti kamu pasti tau” Ucapku dan Nabilah meniggalkanku sendirian. Aku hanya tersenyum dengan semua ini.
Sejak itu Nabilah mulai berubah menjadi kasar, sensi ,dan egois. Aku yang punya penyakit tambah parah dibuat jantung ini. Ketika aku sedang berbelanja kebutuhanku, Aku melihat Nabilah  sedang jalan bersama seorang laki-laki yang sangat ku kenal. Dia adalah teman sekelasku sendiri, Rickhi namanya. Aku coba mengejar mereka, tapi tuhan bertindak lain, disaat itu juga jantungku berdetak sangat hebat berbeda dari biasanya. Aku jatuh tak sadarkan diri semua yang disitu datang menghampiri dan membawaku kerumah sakit. Dan orang yang mendampingiku di rumah sakit adalah mamanya Nabilah. Nabilah mencariku kemana-mana, aku sengaja bilang kepada mamanya agar merahasiakan dimana aku sekarang.
“Tante nanti kalau aku udah gak ada lagi, tolong kasihkan surat ini ke Nabilah ya, dan kabari keluarga aku di Gresik.” Ucapku pada tante.
“Sabar ya nak, Maafin kelakuan Nabilah ya” Ucap mamanya Nabilah Sambil Menangis.
“Gak kok te, asalkan Nabilah bahagia, aku rela menahan rasa sakit demi dia”
Hari ini aku meminta kepada tante dipertemukan dengan Nabilah untuk terakhir kalinya. Tante menyanggupinya. Aku meminta dibawa kepantai dimana aku pernah menyatakan cinta pada Nabilah.

“Dhani tunggu disini ya, tante manggil Nabilah dulu.” Dan aku ditinggal sendirian menunggu di Pantai itu. Aku mencoba mengingat masa-masa indah ku bersama Nabilah, angin yang bertiup, suara ombak yang bernyanyi, dan sunset yang begitu indah. Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang, aku tau itu Nabilah.
“Sayang kamu kemana aja selama ini ?” ucap Nabilah padaku.
“Aku gak kemana-mana kok, aku tetap berada dihatimu” ucapku dengan nada gemetar
“Ohh iya, aku waktu itu lihat kamu jalan sama Rickhi loh !” Sambungku lagi
“Maafin aku ya Sayang, aku menyesal” Jawab Nabilah sambil mengeluarkan air mata. Aku membalikan badanku kutatap matanya
“Udah jangan nangis gitu ahh, jelek tau. Lagian gak apa kok, nanti juga Rickhi yang akan jagain kamu !” Ucapku sambil mengeluarkan air mata.
“Maksud kamu apa Sayang ?” Jawab Nabilah heran.

…Waktu itu pernah aku meminta kepada tante untuk memanggil Rickhi.
“Rick, jagain Nabilah buat aku ya, aku gak akan lama lagi disini” Ucapku pada Rickhi.
“Tenang Dhan, Aku akan jagain dia buat kamu. Aku JANJI !”…

“Gak ada maksud apa-apa kok, suatu saat nanti kamu pasti tahu” Ucapku pada Nabilah. Nabilah mulai menangis. Aku mengusap air matanya, dan ini saatnya aku mengucapkan kata cinta untuk terakhir kalinya.
“Nabilah jangan cengeng, Nabilah kuat, Dhani tau itu. Dhani mencintai Nabilah lebih dari yang Nabilah tau. Jangan sesali apa yang telah terjadi. Semua akan indah pada waktun ya, peluk aku untuk terakhir kalinya, peluk aku” ucapku pada Nabilah. Nabilah memelukku erat , aku tersenyum.
“Nabilah I LOVE YOU” ucapan terakhirku.

Dhani meninggal dalam pelukan Nabilah. Nabilah terasa tak percaya dengan kepergian Dhani.
“Sayang bangun, Jangan becanda ah, gak asik becandanya” ucap Nabilah dengan tangisan. Tapi takdir memang tak dapat dirubah. Menangis darah pun tak berguna jika takdir sudah terjadi.
Hari ini hari pemakamannya Dhani, Seluruh keluarga Dhani ada disitu termasuk keluarga Nabilah dan teman-temannya. Hujan pun turun mengambarkan kesedihan diacara pemakaman itu. Mamanya Nabilah berkata
“Nabilah, sebenarnya mama lah yang merawat Dhani ketika sedang sakit, dan Dhani menitipkan surat ini.”
 Sebelumnya aku minta maaf, merahasiakan ini padamu. Aku tak sanggup kalau harus mengatakan yang sebernarnya. Aku takut membuatmu sakit hati. Ohh iya sejak pertama kali kita bertemu aku merasa aneh Bil, Mungkin ini ya yang namanya cinta hehehe. Ingat gak waktu kita bertengkar, kamu itu seperti bukan kamu Bil, kamu memarahiku, aku hanya tersenyum karna rasa cintaku padamu mengalahkan amarah yang ada padaku. Kamu ingat waktu kamu jalan sama Rickhi terus ada orang yang di larikan ke Rumah sakit, itu aku Bil. Agak aneh ya hehe.
          Kamu jangan pernah nangis ya bil, jangan cengeng kamu itu kuat. Aku bahagia bisa memilikimu. Aku akan selalu ada dihatimu kan Bil ?, mulai saat kamu membaca surat ini aku udah gak bisa jagain kamu lagi. Tapi tenang Bil, aku udah minta Rickhi kok buat jagain kamu. Cintailah dia seperti kamu cinta ke aku Bil.
          Take care of yourself  honey. I never forget you, you are my last love in this heart. You must to believe I always supervise you from here. I will wachting you Happy. I LOVE YOU, I LOVE YOU. More, More, More. I LOVE YOU”…
Begitulah isi surat yang diberikan Dhani kepada Nabilah. Seketika Nabilah langsung Menangis setelah membaca surat itu. Dia akhirnya menyadari bahwa cinta Dhani sangat dalam padanya.
10 tahun telah berlalu dan Nabilah telah Menikah dengan Rickhi. Mereka datang ke tempat peristirahatan Dhani setelah menjalani proses pernikahan.
“Dhani aku telah menikah dengan Rickhi, aku mencoba mencintainya seperti aku mencintaimu. Kamu melihatku kan ? aku akan bahagia seperti yang kamu harapkan.” Ucap Nabilah di pemakaman Dhani.
“Dhani aku telah menepati janjiku untuk menjaga Nabilah, akan kupastikan dia bahagia.” Ucap Rickhi. Semua berakhir dengan kebahagiaan dalam kesedihan.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar